
Brigade Pangan Strategi Menuju Swasembada Pangan : Oplah dan Peran Penyuluh Pertanian
Repost - kompasiana.com
R. Dani Medionovianto, Penyuluh Pertanian Ahli Madya, BRMP Perkebunan
Program Optimalisasi Lahan (Oplah) bertujuan untuk meningkatkan produktivitas lahan pertanian. Program ini merupakan bagian dari upaya untuk mewujudkan swasembada pangan. Dalam Implementasinya Opyomalisasi Lahan (Oplah) bertujuan untuk meningkatkan indeks pertanaman (IP) dari satu kali tanam per tahun (IP 100) menjadi dua hingga tiga kali tanam per tahun (IP 200–300).
Untuk mendukung program ini, dibentuklah Brigade Pangan (BP), yaitu kelompok yang terdiri dari 15 petani muda yang bertanggung jawab mengelola lahan seluas 150–200 hektare. Setiap BP mendapatkan bantuan sarana dan prasarana, termasuk alat dan mesin pertanian (alsintan) seperti traktor roda empat, hand tractor, dan combine harvester, dengan nilai mencapai hampir Rp3 miliar.
Dengan input yang tinggi diharapkan produksinya meningkat dan IO nya dari IP 100 bisa menjadi IP 2000 Hingga IP 300, sehingga dapat dipastikan pendapatan BP masing- masing anggotanya mendapatkan penghasilan yang layak, dalam satu tahun dengan input kurang lebih Rp. 3,9 M dan pendapatan menghasilkan dekitar Rp. 8,4 M memberikan keuntungan bersih sekitar Rp. 4,46 M diproyeksikan pendapatan para petani muda anggota BP sekitar Rp. 10 juta per bulan.
Peran dan Tantangan
Pembentukan BP diharapkan dapat meningkatkan intensitas dan produktivitas pertanaman padi melalui pengelolaan lahan yang lebih optimal dan penerapan teknologi modern. Namun, implementasi di lapangan menunjukkan beberapa tantangan, seperti pengelolaan alsintan yang efektif dan kesiapan administrasi kelompok. Beberapa BP menghadapi kesulitan dalam mengelola alsintan secara efisien dan mencatat keuangan dengan baik.
Pengaruh keberadaan BP terhadap Kelompok Tani yang ada
Keberadaan BP menimbulkan dinamika baru dalam struktur kelembagaan petani. Kelompok tani dan gabungan kelompok tani (gapoktan) yang telah lama berdiri dengan pengalaman matang menjadi bahan perbandingan. BP yang baru dibentuk perlu menyesuaikan diri dan membangun kredibilitas di tengah komunitas petani yang sudah ada. Mengingat BP dibentuk dalam waktu yabg singkat walaupun dalam sistim informasi penyuluhan di masukan dalam statusnya seperti kelompok tani (masuk dan diregistrasi dalam Simluhtan).
Peran Penyuluh Pertanian dalam mendukung Brigade Pangan
Sebagai penyuluh pertanian, terdapat beberapa langkah strategis yang dapat dilakukan untuk mendukung keberhasilan BP :
- Pendampingan Intensif: Memberikan bimbingan teknis dan manajerial secara kontinu kepada anggota BP, terutama dalam pengelolaan alsintan dan administrasi kelompok.
- Fasilitasi Akses Pembiayaan: Membantu BP dalam mengakses kredit usaha rakyat (KUR) dari bank pemerintah seperti BRI, BNI, dan Mandiri untuk mendukung operasional mereka.
- Penguatan Kelembagaan: Mendorong BP untuk menjalin kemitraan dengan kelompok tani eksisting, koperasi, dan lembaga terkait lainnya guna memperkuat posisi dan daya tawar mereka.
- Peningkatan Kapasitas: Mengadakan pelatihan dan workshop untuk meningkatkan keterampilan anggota BP dalam aspek teknis pertanian, manajemen usaha tani, dan pemasaran hasil produksi.
- Monitoring dan Evaluasi: Melakukan pemantauan rutin terhadap kinerja BP dan memberikan umpan balik konstruktif untuk perbaikan berkelanjutan.
Dari peran diatas tentunya juga dukungan pemerintah sangat diharapkan untuk para penyuluh pertanian yang mendampingi BP di wilayahnya masing-masing, baik dari dukungan operasional di lapangan disesuaikan dengan kondisi lapangan diwilayahnya.
Pembentukan Brigade Pangan merupakan langkah strategis pemerintah dalam meningkatkan produksi padi melalui optimalisasi lahan menuju swasembada pangan Meskipun menghadapi berbagai tantangan, dengan dukungan penuh dari penyuluh pertanian, BP memiliki potensi besar untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
Kolaborasi antara BP, kelompok tani eksisting, dan berbagai pemangku kepentingan lainnya akan memperkuat ketahanan pangan nasional dan meningkatkan kesejahteraan petani di Indonesia.