
Membangun Negeri dari Pohon Kelapa
Repost - netralnews.com
R. Dani Medionovianto, Penyuluh Pertanian Ahli Madya, BRMP Perkebunan
JAKARTA - Indonesia adalah negeri tropis yang dikarunia oleh Sang Pencipta sinar matahari sepanjang tahun, memiliki kekayaan sumber daya alam yang sangat melimpah. Salah satu tanaman yang tumbuh subur dan telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat sejak lama adalah kelapa. Tidak hanya menjadi bahan konsumsi, kelapa juga memiliki nilai ekonomi tinggi, serba guna, dan berperan penting dalam mendukung ketahanan pangan dan industri.
Namun informasi tentang kelapa, belum semua masyarakat menyadari betapa kayanya jenis dan manfaat kelapa yang dimiliki Indonesia. Melalui artikel ini, saya ingin mengajak kita semua untuk mengenali lebih dekat berbagai jenis kelapa lokal Indonesia beserta potensinya.
Keragaman Genetik Kelapa Indonesia
Indonesia memiliki lebih dari 70 varietas kelapa, baik yang tumbuh secara alami maupun hasil introduksi dan pemuliaan. Secara umum, kelapa dibagi menjadi dua kelompok utama:
Kelapa dalam merupakan jenis kelapa tradisional yang banyak ditemukan di berbagai wilayah Indonesia. Ciri utama kelapa dalam adalah : (1). Tinggi pohon mencapai 15–20 meter. (2). Umur berbuah: 6–8 tahun setelah tanam. (3). Umur produktif bisa mencapai 60 tahun. (4). Umumnya ditanam di perkebunan rakyat dan cocok untuk produksi kopra, minyak kelapa, dan arang tempurung.
Kelebihan kelapa dalam : (1). Tahan terhadap kondisi lingkungan ekstrem (2). Cocok untuk industri berskala besar. (3). Kualitas daging buah dan minyak yang baik. Contoh varietas : Kelapa Dalam Palu (Sulawesi Tengah), Kelapa Dalam Mapanget dan Kelapa Dalam Tenga (Sulawesi Utara).
Kelapa Genjah
Kelapa genjah merupakan varietas unggul dengan postur pohon pendek dan umur panen lebih cepat. Ciri khasnya antara lain : (1). Tinggi pohon hanya sekitar 3–5 meter. (2). Umur berbuah: 3–4 tahun setelah tanam. (3). Lebih mudah dipanen. (4.). Cocok untuk konsumsi segar, air kelapa, dan bahan baku industri minuman. Contoh varietas unggulan kelapa genjah di Indonesia : Genjah Entog (Kebumen), Genjah Kuning Nias, Genjah Kuning Bali, Genjah Salak dan Genjah Pandan Wangi.
Kelapa eksotik Indonesia
Selain ciri umum yang telah diuraikan pada kelapa Tipe Dalam dan Tipe Genjah, terdapat juga karakter khusus yang ditemukan pada beberapa varietas kelapa eksotik, baik kelapa eksotik pada Tipe Genjah maupun Tipe Dalam. Beberapa kelapa eksotik yang dimiliki oleh Indonesia yaitu kelapa kopyor, kelapa sabut merah, kelapa pandan, dan kelapa Bido. Kelapa kopyor memiliki ciri khusus daging buah yang tetap remah dan terlepas dari tempurungnya akibat mutasi genetic yang terjadi secara alami. Karakter unik pada daging buah kelapa kopyor dengan rasa yang gurih, sehingga kelapa ini banyak dimanfaatkan selain dikonsumsi sebagai es kopyor, juga diolah menjadi es krim. Tingginya permintaan buah kopyor namun produksi yang masih terbatas, menyebabkan harga buah kopyor di pasaran cukup tinggi diabndingkan kelapa biasa. Di Indonesia, terdapat beberapa jenis kelapa kopyor. Kelapa kopyor yang telah dilepas sebagai varietas unggul nasional yaitu kelapa Genjah Hijau Kopyor, Genjah Coklat Kopyor, Genjah Kuning Kopyor, dan Dalam Puan Kalianda.
Kelapa eksotik lain yaitu kelapa sabut merah memiliki ciri khas sabut berwarna merah muda dan memiliki kandungan beberapa anti oksidan diantaranya antosianin 1,5 mg dan beta karoten 1,28 mg untuk tiap 100 mg daging buah kelapa. Adanya kandungan antosianin dan beta karoten tersebut, sehingga kelapa sabut merah ini sering dimanfaatkan untuk kesehatan. Tak hanya sabutnya yang berwarna merah muda, akar dan kulit batang yang berwarna merah kecoklatan menjadi ciri khas pada kelapa tersebut. Pada Tahun 2019, kelapa tipe Dalam sabut merah asal Banten telah dilepas sebagai varietas unggul nasional dengan nama kelapa Dalam Cungap Merah. Tingginya keragaman genetik kelapa yang ada di Indonesia tidak menutup kemungkinan akan ditemukan jenis kelapa dengan karakter sabut merah baik yg berasal dari Tipe Dalam maupun Tipe Genjah. Seperti halnya pada kelapa Kopyor Cungap Merah asal Purbalingga yang saat ini dalam tahap penelitian untuk diajukan sebagai varietas unggul nasional.
Di Indonesia, terdapat juga kelapa eksotik yang merupakan hasil instroduksi yaitu kelapa Genjah Pandan Wangi. Kelapa ini memiliki karakter air dan daging buah yang rasanya manis dan beraroma pandan. Tak hanya pada air dan daging buah, akar dan daunnya juga mengeluarkan aroma pandan yang khas, sehingga menjadi dasar seleksi di pembibitan.
Kelapa Bido, Si Pendek dari Maluku Utara
Selain kelapa eksotik kopyor, cungap merah, dan pandan wangi, ada juga kelapa eksotik lainnya dari Tipe Dalam. Kelapa Dalam yang berukuran pendek dan unik ini berasal dari Desa Bido, Kabupaten Kepualuan Morotai, Maluku Utara, dan telah dilepas sebagai varietas unggul nasional dengan nama Kelapa Dalam Bido. Kelapa ini Merupakan kelapa Dalam tetapi pohonnya hanya setinggi 5–6 meter, sehingga cocok untuk budidaya pekarangan maupun perkebunan. Kelapa Bido meskipun dikategorikan sebagai kelapa Dalam yang memiliki karakter terdapat bol pada batang, ukuran buah besar, kualitas daging buah yang cocok untuk kopra, namun memiliki karakter cepat berbuah dan jarak antar bekas daun yang cukup rapat seperti halnya pada kelapa Genjah. Karakter lain yang cukup menonjol pada kelapa Bido yaitu volume air kelapa yang cukup banyak dan kandungan asam laurat yang cukup tinggi. Sehingga kelapa ini potensial dikembangkan untuk industri air kelapa atau VCO (Virgin Coconut Oil).
Penyebaran Kelapa di Indonesia
Kelapa, yang dikenal dengan nama ilmiah Cocos nucifera, tersebar luas di hampir seluruh wilayah Indonesia, terutama di daerah pesisir dan pulau-pulau tropis. Sebagai tanaman tropis, kelapa tumbuh dengan baik di daerah yang memiliki curah hujan cukup dan suhu yang stabil. Beberapa daerah yang terkenal sebagai penghasil kelapa di Indonesia antara lain:
Sumatera: Provinsi Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Kepualuan Riau adalah daerah penghasil kelapa utama. Aceh dikenal dengan produksi kopra, sedangkan Sumatera Utara lebih banyak mengembangkan kelapa genjah untuk produksi air kelapa, salah satunya kelapa pandan wangi
Jawa: Di Jawa, kelapa terutama banyak ditanam di daerah pesisir seperti Jawa Tengah,Jawa Timur dan Jawa Barat. Kelapa Dalam di Pulau Jawa selain dimanfaatkan untuk produksi minyak, santan, dan kelapa segar, juga pada beberapa daerah disadap niranya untuk produksi gula kelapa. Sedangkan kelapa Genjah terutama kelapa Genjah Kopyor asal Pati Jawa Tenga, memiliki potensi tinggi untuk konsumsi kelapa segar dan juga olahan daging buahnya.
Kalimantan: Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah memiliki perkebunan kelapa yang cukup luas, selain perkebunan sawit yang cukup luas di Indonesia.
Sulawesi: Sulawesi Selatan dan Sulawesi Utara adalah daerah yang cukup terkenal dengan varietas kelapa unggul, baik untuk Tipe Dalam, Genjah, dan juga kelapa Hibrida hasil pemuliaan.
Maluku dan Papua: Maluku Utara, seperti Morotai, memiliki varietas kelapa Bido yang menarik perhatian karena pertumbuhannya yang pendek, sehingga memudahkan proses panen dan pengolahan.
Pengelolaan Kelapa untuk Meningkatkan Nilai Ekonomi
Selain mempertahankan kualitas dan kemurnian varietas, pengelolaan kelapa yang baik juga dapat meningkatkan nilai ekonomi. Beberapa bentuk pengelolaan yang dapat dilakukan adalah:
Diversifikasi Produk Kelapa: Kelapa memiliki banyak produk turunan yang dapat dimanfaatkan, seperti minyak kelapa, sabut kelapa, arang kelapa, dan bahkan air kelapa yang sedang tren di pasar internasional. Pengembangan produk turunan ini membantu meningkatkan pendapatan petani kelapa.
Pengolahan Pascapanen: Salah satu tantangan utama dalam pengelolaan kelapa adalah pengolahan pascapanen yang tepat. Oleh karena itu, penting untuk membangun fasilitas pengolahan kelapa di dekat sentra produksi kelapa. Misalnya, membangun pabrik pengolahan VCO (Virgin Coconut Oil) atau pengolahan kopra untuk meningkatkan daya saing produk kelapa Indonesia.
Inovasi dalam Pengemasan: Air kelapa, misalnya, bisa dipasarkan dalam bentuk kemasan yang menarik dan ramah lingkungan. Selain itu, produk olahan kelapa seperti minyak kelapa dan santan dapat dikembangkan menjadi produk premium yang menarik bagi konsumen global yang menginginkan produk alami dan organik.
Pemerintah untuk memanjukan pengembangan kelapa di Indonesia, mempunyai lembaga yang konsisten berperan aktif dalam pembinaan dan penguatan sistem pengolahan kelapa, yaitu Balai Perakitan dan Pengujian Tanaman Palma (BRMP Tanaman Palma), di bawah Kordinasi Pusat Perakitan dan Modernisasi Pertanian Perkebunan, BRMP Kementan.
Balai ini mempunyai peran penting sebagai pusat inovasi serta pembinaan teknis bagi petani dan pelaku usaha di sektor kelapa. Dalam beberapa tahun terakhir, Balai ini aktif mendorong pemanfaatan hasil kelapa secara menyeluruh—dari hulu hingga hilir.
Beberapa aktivitas yang dilakukan BRMP Tanaman Palma :
- Pelatihan dan PembinaanBalai rutin melakukan pelatihan pengolahan kelapa menjadi produk bernilai tambah seperti VCO, minyak kelapa murni, gula kelapa, hingga produk berbasis sabut dan tempurung. Semua ini diberikan ke petani, penyuluh, hingga pelaku UMKM.
- Penguatan Standardisasi ProdukSalah satu misi besar mereka adalah memastikan produk kelapa Indonesia punya kualitas sesuai standar nasional dan global. Ini penting banget agar produk kelapa bisa menembus pasar ekspor dengan harga yang bersaing.
- Pengembangan Inovasi Teknologi Tepat GunaBersama mitra riset dan lembaga teknis lainnya, Balai Tanaman Palma juga mendorong pemanfaatan alat dan mesin pascapanen yang bisa digunakan langsung oleh petani di lapangan. Ini termasuk alat pemarut kelapa, alat press VCO, dan teknologi fermentasi.
Visi ke Depan
Ke depan, Balai ini tidak hanya fokus pada peningkatan produksi, tapi juga pada transformasi industri kelapa yang berbasis komunitas lokal. Harapannya, Indonesia tak hanya dikenal sebagai negara penghasil kelapa, tapi juga negara pemimpin dalam pengolahan produk kelapa berkualitas tinggi.